Sabtu, 27 Juni 2015

When Cici Emilia Met Cici Amelia

Apa jadinya ketika Cici bertemu dengan Cici yang lain ? Biasa aja sih ya ,, nothing special. Okeh kita mulai bercerita.
Jadi gini ceritanya, waktu itu saya menemani bapak untuk ikut acara reuni di sekolahnya dulu, tepatnya di STMN 1 Garut. Disana suasananya ramai sekali, riuh tak terkendali. Ya iya lah yaaa, namanya juga acara reuni, tujuannya kan temu kangen. Beragam kalangan ada disana, ada yang jadi pejabat, pengusaha, dokter, dan banyak lagi. Sepertinya yang jadi kuli pabrik macam bapak juga banyak. Heheh. Oke skip aja.
Ketika acara dimulai, tepatnya acara hiburan, bapak bertemu seorang laki-laki yang postur tubuhnya tidak jauh beda dengan bapak. Tinggi, putih, kumisnya tebal, perutnya buncit, badannya tegap, senyumnya khas sekali. Haha. Setelah laki-laki itu mendekat, nampaknya mereka sangat akrab sekali. Usut punya usut ternyata dia adalah rekan setongkrongan bapak waktu dulu namanya “Supandi” aku memanggilnya “Om Andi”. Tak lupa mereka memperkenalkan anaknya masing-masing. Sungguh tak dinyana ketika aku diperkenalkan dengan anak Om Andi, ternyata anaknya juga perempuan sama sepertiku. Lah terus masalahnya dimana? Oke , wait ! aku jelaskan permasalahannya! Masalahnya adalah anak itu kok gayanya mirip dengan saya. Dari segi fisik juga nggak jauh beda. Aku seperti menemukan kembaranku yang hilang . (halah lebay). Dan ada lagi yang membuat ku menjadi sangat tertohok, jadi ternyata anak Om Andi itu namanya “CICI AMELIA”. Waww…
Sontak si “Cici Amelia” pun kaget sembari agak melongo. (ekspresinya persis sepertiku saat dilanda kekagetan saat itu). Inilah takdir yang sungguh tak bisa disangka-sangka oleh nalar. Sungguh indah sekali rencana Allah mempertemukan kami yang katanya mirip.
Bapak dan Om Andi juga sama kagetnya ketika melihat kami mirip. (atau jangan-jangan kami ini “CICI YANG DITUKAR”?) (korban sinetron).
Setelah perkenalan pun “Cici Emilia” ngobrol dengan “Cici Amelia”, disana kita ngobrol banyak ngalor ngidul gak jelas. Sehingga kita dapat menarik kesimpulan perbedaan antara “Cici Emilia” vs “Cici Amelia”. Beginilah kira-kira
Cici Emilia : Kulitnya hitam pekat bila tertawa manis sekali (narsis dikit),  tubuhnya kecil kurus kering kerontang, apabila bicara suaranya sember, cerewet bawel dan nyerocos, pecicilan gak mau diem dan malu-maluin, juga tidak terlalu feminim.
Cici Amelia : Kulitnya bersih terawat, tubuhnya kecil berisi dan padat namun tidak buntet, apabila bicara suaranya lirih lembut, sedikit pendiam dan pemalu, juga sangat feminim dan kemayu ala-ala puso (putri solo).
Oke skip. Aku ceritakan kekagumanku terhadap Cici Amelia yang ternyata usianya dengan usiaku hanya terpaut 2 tahun. Jelas aku yang lebih tua. Cici Amelia ini siswa berprestasi di salah satu SMA Negeri di Garut. Ia pernah menyabet juara umum di sekolahnya dan mendapat beasiswa full sampai ia lulus sekolah, beda banget sama Cici Emilia yang cuma bisa nyabet juara parallel itupun urutan ketiga yang dapet beasiswanya juga cuma 2 tahun itupun nggak full. Dia ini multitalent juga loh, bisa main music (keyboard, gitar) dan nyanyi dengan suara bagus. Lahh Cici Emilia kalo ngomong aja suaranya fals banget apalagi nyanyi, main music cuma gonjrang gonjreng gak jelas sama nyuling ga puguh. Ada lagi yang aku suka dari sosok Cici Amelia, dia ini punya gaya hijab yang sama denganku. Simple , hanya dengan satu pentul dan satu bros cantik sebagai pemanis. Lipitan dikepalanya pun hampir sama posisinya dengan lipitan dikepalaku. Kita juga punya kebiasaan yang sama saat belanja, yaitu ngumpulin struk belanjaan.
Kemiripan kita ini sontak membuat orang-orang menyangka bahwa kita ini adalah adik berkakak,, ups sorry maksudnya kakak beradik. Padahal aslinya kita ini beda ibu, beda bapak, beda nenek, dan beda kakek. Tak sampai disitu kekagumanku pada sosok Cici Amelia, adalagi yang membuatku kegirangan sendiri, ternyata Cici Amelia pun JOMBLO, sama sepertiku. Haha rasanya senang sekali ada yang menemaniku JOMBLO. Setidaknya aku tidak tengsin pada kembaranku.
Setelah semua selesai, aku baru sadar bahwa ternyata cerita ini hanyalah fiktif belaka, kesamaan nama, tokoh, dan tempat , sungguh itu hanya factor imagi semata. Ilusi ku saja, yang secara logika gak akan pernah terjadi.
So, “Cici Emilia” never met “Cici Amelia” …
Heheheh

0 komentar:

Posting Komentar