Sabtu, 04 Agustus 2012

~~KALA CINTA MENGIKIS AQIDAH~~

Kesepian memang kadang menyakitkan, menoreh setiap senyum dan tawa, serta menciptakan riak anak sungai di sudut mata. Pedih dan sedih silih berganti kunjung mengunjungi. Pupus segala harap, melukai semua impian yang kadang memabukkan. Hingga, jiwa yang rapuh menciptakan serpihan kegelisahan yang memilukan.

Saat temaram rembulan menyuguhkan hidangan, terlintas sekelebat bayang. Disibaknya kegelapan, namun entah dimana ia berada. Kecewa, hingga guratan keresahan menyibukkan kelamnya malam. Kebisuan yang menusuk-nusuk, membuat kedukaan semakin berat, hingga menghujam akal dan aqidah. Air mata semakin deras tumpah, lelah, tubuh pun mencoba rebah.

Namun jiwa ini lemah, mata air di telaga yang coba dibendungnya kembali menerobos kelopak mata, ke pipi, hingga membasahi sarung bantal.
Cinta... Entah berapa banyak pahlawan yang tercipta karenanya, namun cinta juga kadang melahirkan para pecundang. Ia laksana kobaran api yang berasal dari setitik bara, menyuluh, namun dapat pula membakar. Impian cinta membuat hati dan raga terselimuti bahagia, memompa harapan yang keluar masuk melalui butiran darah.Mengharapkan kakanda tercinta yang siap mendampingi saat tawa dan air mata, hingga terbentang siluet istimewanya seorang wanita yang telah menikah, mengandung, dan melahirkan si kecil dengan selimut kasih sayang.Namun, impian berbeda dengan kenyataan. Sepi semakin menggerogoti hari, sendiri... dan masih sendiri.

Duhai belahan hati, entah dimana kakanda bersembunyi. Ukhti sholehah yang dicintai Allah Ta'ala... Cinta dan impian membentuk sebuah keluarga memang begitu indah. Namun takkala ia belum menyapa, janganlah membuat gundah dan resah, bahkan merubah pandangan terhadap Sang Pemilik Cinta. Kegelisahan jangan pula membuatmu menggadaikan aqidah, karena sungguh harta itu tak ternilai harganya. Tak ada yang dapat membelinya, apalagi dengan basa-basi cinta yang menyelubungi halleluyah. Cinta yang membara tak akan dapat menghapus ketentuan Allah Subhanahu wa Ta'ala,

"Dan janganlah kamu menikahkan orang-orang musyrik (dengan wanita-wanita mu'min) sebelum mereka beriman..." [Al Baqarah: 221].
Namun, ajaran junjungan Rasulullah Sallallaahu Alaihi Wasallam tidak akan pupus, tidak dengan senjata tapi dengan kata-kata, tidak dengan kekuatan tapi dengan logika, dan tidak dalam benci tapi dalam cinta. Cinta akan membentuk sebuah keluarga samara (sakinah, mawaddah wa rahmah) karena kesamaan iman dan aqidah, dalam naungan ridho Allah Subhanahu wa Ta'ala. Jangan biarkan sedikitpun celah hatimu terbuka dengan cinta berselaput halleluyah, karena cinta seperti itu akan meranggas aqidah. Pernikahan dengan keyakinan yang berbeda, tak akan melahirkan ketenteraman jiwa, karena ia adalah zina.

Duhai ukhti, sanggupkah engkau menahan murkanya Allah Subhanahu wa Ta'ala, saat jiwamu lelah bertanya dimanakah gerangan kakanda berada? kembalilah kepada Sang Pemilik Rahasia, lantunkan munajat dan do'a, mohon tetapkan iman untuk selalu terhatur kepada-Nya. Jadikan hati ini selalu ikhlas serta rela atas setiap keputusan-Nya.

As-alukallahummar ridha ba'dal qadha, wa burdal 'iisyi ba'dal maut, wa ladzdzatan nazhori ila wajhika, wa syauqon ila liqaa'ika.
"Ya Allah, aku mohon kerelaan atas setiap keputusan-Mu, kesejukan setelah kematian, dan kelezatan memandang wajah-Mu serta kerinduan berjumpa dengan-Mu. Mohonkan juga kepada-Nya, agar Ia menguatkan niat dan azzam kepada lelaki yang belum menikah untuk segera menyempurnakan setengah agama, sehingga dirimu serta pasangan jiwa tercinta dapat bersama membangun sebuah istana kecil nan indah dalam naungan ridho-Nya."

Duhai ukhti sholehah, "Sabar" dan "bertahanlah." Kalaulah Allah Subhanahu wa Ta'ala menakdirkan dirimu sebagai lajang di dunia ini, yakinlah di surga ada yang setia menanti. Kuatkan hati, tegar... dan selalu tegar, karena dirimu memiliki harta yang tak ternilai harganya, yaitu aqidah!

Wallahua'lam bi showab .....

WAKTU YANG TERLUPA MENABUR BENCANA

1 hari = 24 jam Satu TAHUN ? 12 Bulan 52 Minggu 365 Hari 8760 Jam 525600 Menit 31536000 Detik Distribusi normal manusia meninggal dunia (tahun) Rata-rata manusia meninggal dunia antara usia 60 thn ~ 70 th
n (mayoritas), pukul rata manusia meninggal +/- 65 thn "

Baligh : Start untuk seseorang di perhitungkan amal baik atau buruknya selama hidup di dunia" Laki-laki Baligh +/- 15 thn Wanita Baligh +/- 12 thn Usia yang tersisa untuk kita beribadah kepada-Nya kita pukul rata dengan rumus : MATI - BALIGH = sisa USIA 65-15 = 50 tahun USIA 50 TAHUN DIGUNAKAN UNTUK APA ??? 12 jam siang hari


CATATAN : 50 tahun = 18250 hari = 438000 jam Gambaran kotornya Mari kita tela'ah bersama : Waktu kita tidur +/- 8 jam / hari Dalam 50 tahun waktu yang habis dipakai tidur : 18250 hari x 8 jam = 146000 jam = 16 thn 7 bln dibulatkan jadi 17 tahun Logikanya : Alangkah sayangnya waktu 17 tahun habis digunakan untuk tidur,


padahal kita akan tidur dari dunia untuk selamanya ............ .. Catatan : Yang lebih bermasalah lagi bagi mereka yang tumor alias tukang molor bisa jadi 12 jam/hari = 25 thn habis tertidur!!! Hati-hati dengan penyakit "TUMOR" Waktu aktivitas kita di siang hari +/- 12 jam Dalam 50 thn waktu yang habis dipakai aktivitas : 18250 hari x 12 jam = 219000 jam = 25 tahun. Aktivitas disiang hari : Ada yang bekerja, atau bercinta ada yang belajaratau mengajar, ada yang sekolah atau kuliah,


ada yang makan sambil berjalan-jalan, ada pula yang gambling sambil maling....dan masih banyak lagi aktivitas lainnya yang tak pernah bisa disamaratakan satu dengan yang lainnya..... ... Waktu aktivitas santai atau rilexsasi +/- 4 jam Dalam 50 tahun waktu yang dipakai rileksasi 18250 hari x 4 jam = 73000 jam = 8 tahun Realisasi rileksasi : biasanya nonton tv sambil minum kopi, ada pula yang belajar mati-matian/ bikin contekan habis-habisan buat ujian,


atau mungkin dihabiskan termenung di buai khayalan.... . 17 tahun + 25 tahun + 8 tahun = 50 tahun Plus plos/Balance Tidur...........Ngelembur. ......... Nganggur Lalu kapan Ibadahnya??? ?? Padahal manusia diciptakan-Nya tiada lain dan tiada bukan untuk semua dan segalanya hanyalah beribadah kepada-Nya. "Tidak Aku ciptakan Jin dan Manusia selain untuk beribadah kepada-Ku". (Q.S Adzariyat : 59).


Karena satu hal yang pasti kita akan kembali ke alam hakiki illahi!!!!!!!!!!!!!!! "Maut datang menjemput tak pernah bersahut Malaikat datang menuntut untuk merenggut Manusia tak kuasa untuk berbicara Tuhan Maha Kuasa atas Syurga dan Neraka Memang benar !!!! kuliah itu ibadah, kalau niat kuliahnya untuk ibadah lah wong kita mah kuliah mau nyari ijazah, bakal nanti bekerja agar mudah mencari nafkah ..... Memang benar !!! Bekarja cari nafkah itu ibadah,


tapi bekerja yang bagaimana ? Orang kita bekerja sikut sana sikut sini, banting tulang banting orang, tujuan utamanya cari uang buat beli barang-barang biar dipandang orang-orang .... "jarang orang menolak untuk di puji dan di puja tatkala mereka berjaya" Pernah kita membaca bismillah saat hendak berangkat kerja/kuliah tapi sayang hanya sekedar pernah ......Pernah kita berniat mulia saat hendak mencari nafkah, tapi semuanya terlupa ketika melihat gemerlapnya dunia ..... Lalu kapan ibadahnya ????? Oh mungkin saat shalat yang 5 waktu itu dianggap cukup ......!


Karena kita pikir, shalat begitu besar pahalanya, shalat amalan yang di hisab paling pertama, shalat jalan untuk membuka pintu syurga .....Kenapa kita harus cukup kalau ibadah kita hanyalah shalat kita !!!!! Berapa shalat kita dalam 50 tahun ????? 1 x shalat = +/- 10 menit ..... 5 x shalat +/- 1 jam Dalam waktu 50 tahun waktu yang terpakai shalat = 18250 hari x 1 jam = 18250 jam = 2 tahun Kesimpulan : waktu yang kita manfaatkan dalam 50 tahun di dunia cuma 2 tahun untuk shalat ..... 2 tahun dari 50 tahun kesempatan kita ... itupun belum tentu shalat kita bermakna berpahala dan diterima ..... Dan sekiranya shalat kita selama 2 tahun berpahala rasa-rasanya tidak sebanding dengan perbuatan dosa-dosa kita selama 50 tahun.


Dalam ucap kata kita selalu dusta, baik yang terasa maupun yang di sengaja, dalam ucap kata kita yang selalu cerca terhadap orangtua,dalam harta kaya kita yang selalu kikir terhadap orang fakir, dalam setiap laku langkah kita yang selalu bergelimang dosa ..... Logika dari logikanya : Bukan satu yang tidak mungkin kita umat di akhir jaman akan berhamburan di neraka untuk mendapatkan balasan kelalaian .....


Terlalu banyak waktu yang terbuang percuma selama manusia hidup di dunia dan semuanya itu akan menjadi bencana ..... Solusi : Tiada kata terlambat walaupun waktu bergulir cepat, mari kita isi dengan sesuatu apa yang bermanfaat !!!!! sesungguhnya Islam mengajarkan prinsip keseimbangan: "Bekerjalah kamu seakan kamu akan hidup seribu tahun lagi, dan beribadahlah kamu seakan kamu akan mati esok hari"(Rasulullah SAW)

Surat Cinta Untuk Calon Suamiku

Kpd,Yth
Calon Suamiku
Assalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Dear calon suamiku

Apakah kabarnya imanmu hari ini?
Sudahkah harimu ini diawali dengan syukur
Karena dapat menatap kembali fananya hidup ini
Sudahkah air wudhu menyegarkan kembali ingatanmu atas amanah yang saat ini tengah kau genggam?

Wahai calon suamiku…

Tahukah engkau betapa Allah sangat mencintaiku dengan dahsyatnya?

Disini aku di tempa untuk menjadi dewasa,

agar aku lebih bijak menyikapi sebuah kehidupan dan siap mendampingimu kelak.
Meskipun kadang keluh dan putus asa menyergapi, namun kini kurasakan diri ini lebih baik.

Kadang aku bertanya-tanya,kenapa Allah selalu mengujiku tepat dihatiku.

Bagian terapuh diriku, namun kini aku tahu jawabannya.

Allah tahu dimana tempat yang paling tepat agar aku senantiasa kembali mengingat-Nya kembali mencintai-Nya.

Ujian demi ujian Insya Allah membuatku menjadi lebih tangguh, sehingga saat kelak kita bertemu, kau bangga telah “memiliki” aku di hatimu..

Calon suamiku..


Entah dimana dirimu sekarang. Tapi aku yakin Allah pun mencintaimu sebagaimana Dia mencintaiku. Aku yakin Dia kini tengah melatihmu menjadi mujahid yang tangguh, hingga akupun bangga “memilikimu” kelak


Apa yang kuharapkan darimu adalah keshalihan

Semoga sama halnya dengan dirimu. Karena apabila kecantikan yang kau harapkan dariku, hanya kesia-siaan yang akan kau dapati

Aku masih haus akan ilmu. Namun berbekal ilmu yang ada saat ini, aku berharap dapat menjadi isteri yang mendapat keridhaan Allah dan dirimu, calon suamiku.


Wahai calon Suamiku..

Saat aku masih menjadi asuhan ayah dan bundaku, tak lain doaku agar menjadi anak yang sholehah, agar kelak dapat menjadi tabungan keduanya di akhirat

Namun nanti, setelah menjadi istrimu, aku berharap menjadi pendamping yang sholehah agar kelak di syurga cukup aku yang menjadi bidadarimu, mendampingi dirimu yang sholeh.


Aku ini pencemburu berat.

Tapi kalau Allah dan Rasulullah lebih kau cintai daripada aku, aku rela.
Aku harap begitu pula dirimu.

Aku yakin kaulah yang kubutuhkan,

meski nanti kau bukanlah orang yang kuharapkan..

Calon suamiku yang di rahmati Allah…

Apabila hanya sebuah gubung menjadi perahu pernikahan kita, takkan kunamai dengan gubug derita. Karena itulah markas dakwah kita, dan akan menjadi indah ketika kita hiasi dengan cinta dan kasih..

Ketika kelak telah lahir generasi penerus dakwah islam dari pernikahan kita, bantu aku untuk bersama mendidiknya dengan harta yang halal, dengan ilmu yang bermanfaat, terutama dengan menanamkan pada diri mereka ketaatan kepada Allah Ta’ala..


Bunga ini akan indah pada waktunya. Yaitu ketika bermekaran menghiasi taman. Maka kini tengah kupersiapkan diri ini sebaik-baiknya bersiap menyambut kehadiranmu dalam kehidupanku.


Kini aku sedang belajar menjadi yang terbaik. Meski bukan umat yang terbaik, tapi setidaknya menjadi yang terbaik disisimu kelak.


Calon suamiku…

Inilah sekilas harapan yang kuukirkan dalam rangkaian kata. Seperti kata orang, tidak semua yang dirasakan dapat diungkapkan dengan kata-kata.

Itulah yang kini kuhadapi.

Kelak saat kita tengah besama, maka disitulah kau akan memahami diriku, sama halnya dengan diriku yang akan belajar memahamimu.

Bersabarlah Calon Suamiku..

Do’aku Selalu…
Agar Allah memudahkan jalanmu Tuk menjemputku sebagai bidadarimu…

Semoga Allah Selalu Menjagamu,Agar tak tersentuh yang bukan mahrammu, Meski hanya seujung kuku..

Agar Kau bisa Mempersembahkan dirimu “seutuhnya” untukku..

Seperti hal nya aku, Yang ingin mempersembahkan diriku seutuhnya, “hanya” untukmu..


Sudah dulu ya calon suamiku..


Salam Cintaku Untukmu..


Wassalaamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Calon Istrimu

♥ 2 Rahasia Agar Dicintai ♥

Saudaraku…

Hidup terasa indah berseri. Berwarna dan bermakna. Pelangi menghiasi kalbu. Surga memenuhi relung hati. Hal itu tercipta jika hari-hari kita dipenuhi dengan warna dan corak cinta. Dicintai oleh orang-orang yang dekat di hati kita.


Dirindui anak dan istri. Dikasihi tetangga dan rekan-rekan satu profesi dan satu genarasi. Disayangi guru dan santri-santri. Dicintai bos dan atasan kita di tempat kerja. Dan dikangeni oleh orang-orang yang pernah mengenal kita. Terlebih dicintai oleh Rabbul Izzati.


Namun meraih cinta mereka tidaklah mudah. Sebelum kita dicintai, tentulah kita ungkapkan cinta kita kepada mereka terlebih dahulu dengan semua warna cinta.


Dan cinta itu bukan sekadar ungkapan yang keluar dari bibir kita. Perlu dibuktikan dengan pengorbanan. Dan itulah yang membedakan seorang pencinta sejati dengan pecundang cinta. Dan bukti itu cukup menghadirkan dua hal saja, seperti disebutkan oleh syekh Mustafa Siba’i rahimahullah.


Ada dua perkara yang apabila ada pada diri seseorang, maka ia akan dicintai Allah SWT: takwa kepada-Nya dan menampilkan budi pekerti yang mulia.


Ada dua perkara yang apabila ada pada diri seseorang, maka ia akan dicintai manusia seluruhnya: suka berderma dan berbuat baik terhadap sesama.


Ada dua perkara yang apabila ada pada diri seseorang, maka ia akan dicintai tetangganya: menghadiahkan wajah berseri dan elok dalam berinteraksi.


Ada dua perkara yang apabila ada pada diri seseorang, maka ia akan dicintai rekan-rekannya: selalu mengenang kebaikan mereka dan melupakan keburukannya.


Ada dua perkara yang apabila ada pada diri seseorang, maka ia akan dicintai murid-muridnya: bersungguh-sungguh dalam mentransfer ilmu kepada mereka dan berlemah lembut kepada mereka.


Ada dua perkara yang apabila ada pada diri seseorang, maka ia akan dicintai guru-gurunya: mudah memahami penjelasan mereka dan menghormati mereka.


Ada dua perkara yang apabila ada pada diri seseorang, maka ia akan dicintai keluarganya: kasih sayang terhadap mereka dan memahami kesulitan hidup mereka.


Ada dua perkara yang apabila ada pada diri seseorang, maka ia akan dicintai atasannya: tulus dalam mentaatinya dan professional dalam bekerja.


Ada dua perkara yang apabila ada pada diri seseorang, maka ia akan dicintai Allah dan manusia seluruhnya: mengukir kebajikan dan menghindari setiap warna gangguan terhadap mereka.


Saudaraku….


Jabatan, kekuasaan, kedudukan, harta berlimpah dan untaian kata-kata indah bukanlah jalan meraih cinta mereka. Cukup menghadirkan dua perkara dalam hidup mereka.


Dan yang terpenting dari raihan cinta mereka adalah cinta Allah SWT. Karena tiada faedahnya kita dicintai oleh manusia tapi kita dibenci oleh-Nya.


Ya Rabb, mudahkanlah kami meraih cinta-Mu dan cinta orang-orang yang mencintai-Mu.
Amiin

MAU ALASAN APA LAGI ???

Tatkala seorang yang kaya raya ditanya, “Mengapa engkau tidak beribadah ?” Sang hartawan beralasan bahwa ia tidak punya waktu untuk beribadah karena seluruh waktunya dihabiskan untuk mengurusi kekayaannya. Mungkin ia lupa bahwa dirinya sebenarnya tidaklah lebih kaya dari Nabi Sulaiman AS yang justru semakin bertakwa dengan bertambahnya kekayaannya. Alasan apa lagi…….???

Pertanyaan serupa ditujukan kepada seorang karyawan, “Mengapa engkau tidak beribadah?” Sang karyawan berargumen bahwa ia tidak punya waktu untuk beribadah karena sibuk dengan pekerjaannya. Mungkin ia lupa bahwa dirinya tidaklah lebih sibuk dibandingkan dengan Nabi Muhammad SAW yang selain sebagai kepala negara dan panglima perang, beliau sebagai pendidik umat. Alasan apa lagi……..???


Seorang yang tidak berpendidikan ditanya, “Mengapa engkau tidak beribadah?” Ia beralasan bahwa ia tidak mampu untuk beribadah karena ilmunya yang rendah.Tidakkah ia lupa bahwa Nabi Muhammad SAW juga tidak bisa membaca dan menulis? Alasan apa lagi ……..???


Begitupun ketika seorang hamba sahaya ditanya, “Mengapa engkau tidak beribadah?” Sang hamba sahaya beralasan bahwa ia tidak punya waktu untuk beribadah karena sibuk melayani majikannya. Tidakkah ia lupa bahwa dirinya tidaklah lebih sibuk dan sengsara dibandingkan dengan Nabi Yusuf AS? Alasan apa lagi…….???


Seorang yang sedang sakit ditanya dengan pertanyaan yang sama, “Mengapa engkau tidak beribadah?” Sang pasien beralasan bahwa ia tidak punya waktu dan tenaga untuk beribadah karena derita sakitnya. Cobalah ia ingat lagi, derita sakitnya itu belumlah seberapa dibandingkan dengan penderitaan yang dirasakan oleh Nabi Ayub AS. Alasan apa lagi….???


Padahal Allah telah jelas berfirman dalam Al-Qur’an dalam surat Adz- Dzariyat ayat 56 : “Tidak semata-mata Aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku.”


MAU ALASAN APA LAGI.........!!!!!!!!!

10 KIAT MENGGAPAI CINTA ALLAH

*Sepuluh kiat menggapai cinta ALLAH,diantaranya:

1. Membaca Al Qur'an..


Membaca Al-Qur’an dengan benar, tadabbur [panghayatan] dan memahami serta mengamalkannya dengan baik.



2. Mengerjakan Amalan Sunnah..


Mendekatkan diri kepada Allah dengan mengerjakan amalan-amalan sunnah setelah menyempurnakan amalan-amalan wajib.



3. Banyak Berdzikir Kepada Allah..


Selalu dzikirullah [mengingat dan menyebut nama Allah] dalam segala situasi dan kondisi dengan hati, lisan dan perbuatan.



4. Memenangkan Yang Dicintai Allah..


Mengutamakan kehendak dan apa yang dicintai Allah di saat berbenturan dengan kehendak dan apa yang disukai hawa nafsu.



5. Memahami Nama-Nama Dan Sifat-Sifat Allah..


Menanamkan dalam hati nama-nama dan sifat-sifat Allah dengan memahami maknanya.


Siapa saja yang mengenal Allah melalui nama-nama dan sifat-sifatNya pasti mencintaiNya.



6. Merenungkan Nikmat Allah..


Memperhatikan, merenungkan dan selalu menghitung-hitung karunia, kebaikan dan nikmat Allah kepada kita yang tampak dan yang tidak tampak, lahir dan batin.



7. Menundukkan Hati Secara Total..


Menundukkan hati dan menghinakan diri secara total di hadapan Allah.


Allah bersama orang-orang yang hati dan dirinya hanya tertuju kepadaNya.



8. Shalat Tahajjud..


Menyendiri untuk beribadah kepada Allah di waktu malam saat orang lelap tidur, bermunajat dan membaca kitab suciNya kemudian ditutup dengan memperbanyak istighfar.



9. Bergaul Dengan Orang Sholeh..


Bergaul dan berkumpul bersama orang-orang sholeh yang mencintai Allah dengan sejujurnya, mengambil hikmah dan ilmu dari mereka seperti memetik buah-buahan yang baik.



10. Menjauhi Segala Penghalang..


Menjauhi semua sebab yang dapat menjauhkan dan menghalangi hati dari Allah.



Semoga kita bisa melaksanakan sepuluh kiat2 dlm menggapai cinta ALLAH,AAmiin.

Cara Berbuka Rasulullah

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM
ASSALAMUALAIKUM WARAHMATULLAHI WABARAHKATUH

Oleh : Ustadz Bachtiar Nasir


Ada hadis yang menganjurkan untuk menyegerakan berbuka, tetapi waktu Maghrib sangat pendek. Apakah kita berbuka dengan sedikit makanan yang manis dulu lalu melakukan shalat Maghrib, seusai itu makan makanan berat, dan bagaimana cara Rasulullah berbuka puasa ?


Jawaban :


Nabi Muhammad selalu menyegerakan berbuka puasa ( ifthar ) dan tidak menunda-nunda berbuka ketika matahari telah terbenam sebagai pertanda masuknya waktu shalat Maghrib.


Menyegerakan berbuka puasa itu sejalan dengan fitrah manusia yang ingin cepat menghilangkan rasa haus dan laparnya setelah seharian berpuasa. Dan, dalam mengakhirkan berbuka, terdapat penambahan waktu berpuasa yang tidak ada manfaat syar’inya.


Sahl bin Sa’d meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda, “Manusia itu akan terus berada dalam kebaikan selagi dia menyegerakan berbuka puasa.” ( HR Bukhari dan Muslim ). Tindakan itulah yang selalu dilakukan oleh Nabi ketika berpuasa. Tapi, beliau tidak memulainya dengan makanan yang berat. Nabi memulai berbuka dengan memakan kurma basah ( ruthab ) jika memang ada. Kalau tidak ada, beliau berbuka dengan kurma kering.


Dan, terkadang beliau tidak memiliki itu semua. Jika hal itu terjadi, Nabi berbuka dengan minum beberapa teguk air untuk menghilangkan rasa hausnya.


Dengan demikian, ada dua tahap berbuka yang dijalankan Rasulullah. Pertama, beliau menyegerakan berbuka ( takjil ) dengan memakan beberapa biji kurma, tetapi kalau tidak ada, berbuka dengan beberapa teguk air. Selanjutnya, beliau segera melaksanakan shalat Maghrib di masjid secara berjamaah bersama para sahabatnya. Kedua, usai shalat barulah beliau memakan makanan berat apa yang ada di rumahnya.


Jadi, beliau menyatukan antara sunah menyegerakan berbuka dengan keutamaan melakukan shalat pada awal waktunya. Dalam satu riwayat dijelaskan, dari Abi ‘Atiyyah, ia berkata, “Saya dan Masruq menemui Aisyah. Kami berkata, ‘Wahai Ummul mu’minin, dua orang dari sahabat Rasulullah, salah seorang menyegerakan berbuka dan menyegerakan shalat dan seorang lagi mengakhirkan berbuka dan mengakhirkan shalat. Aisyah menjawab, ‘Siapa yang menyegerakan berbuka dan menyegerakan shalat?’ Kami menjawab, ‘Abdullah yaitu Ibnu Mas’ud’. Aisyah menjawab, ‘Demikianlah yang dilakukan oleh Rasulullah SAW’.” ( HR Muslim ).


Pola konsumsi dan pola kuliner yang dicontohkan Rasulullah bukan sekadar berdampak sehat dan sesuai fitrah saja, melainkan menjadi ibadah bagi yang senantiasa menjadikan Rasulullah teladan hidup dalam segala hal.


Tentunya tidak lupa membaca doa ketika berbuka sebagaimana yang diajarkan oleh Rasulullah, seperti tercantum dalam hadis dari Marwan al-Muqaffa. Ia berkata, “Saya melihat Abdullah bin Umar memegang jenggotnya lalu memotong yang lebih dari genggamannya dan berkata, ‘Rasulullah SAW jika berbuka beliau mengucapkan, Telah hilang rasa dahaga dan telah basah kerongkongan, serta telah tetap pahala, insya Allah’.”


Wallahu a’lam bish-shawab ■

ISLAM PALING MENGERTI WANITA

*Wanita Sebelum Datangnya Islam*

Pada zaman sebelum datangnya Islam, kaum wanita sangat tertindas. Hal ini tidak hanya terjadi di Jazirah Arab, banyak negeri memberlakukan peraturan yang merendahkan harkat wanita.


Aristoteles, ahli filsafat terkemuka dunia memiliki pendapat yang agak ‘nyeleneh’ mengenai wanita. Dia menyatakan bahwa wanita adalah “laki-laki yang belum lengkap”. Wanita digambarkan sebagai bagian yang lebih rendah daripada laki-laki. Sehingga, muncullah kesenjangan antara laki-laki dan wanita.


Di Yunani kuno, wanita layaknya barang yang bisa diperjualbelikan dengan mudah. Wanita di sana tidak memiliki hak untuk mewarisi. Perempuan direndahkan di masyarakat itu. Sampai-sampai, mereka menganggap perempuan sebagai najis. Wanita di sana diperbudak dan diperjualbelikan tanpa memiliki kehendak sendiri. Bahkan, dalam urusan pernikahan, mereka tidak memiliki hak pilih. Tidak hanya itu, wanita dibunuh dan dianiaya merupakan hal yang biasa di sana.


India memiliki pandangan lain tentang wanita. Mereka tidak memberikan hak hidup kepada wanita setelah kematian suaminya. Seorang wanita akan dibakar hidup-hidup apabila suaminya meninggal dunia. Istri yang dibakar hidup-hidup bersama suaminya yang sudah meninggal dianggap sebagai perempuan yang setia.


Wanita di negeri Arab sebelum datangnya Islam pun tak kalah memilukan. Wanita pada waktu itu tidak mendapatkan warisan sedikit pun. Bahkan, mereka justru dianggap sebagai barang warisan yang akan diwarisi oleh anak tertua dari suaminya. Lebih ngerinya lagi, orang-orang Arab Jahiliah menganggap bahwa memiliki anak perempuan adalah aib yang besar sehingga sebagian mereka pun menutupinya dengan mengubur hidup-hidup anak mereka jika ternyata istrinya melahirkan anak perempuan.


Allah ta’ala berfirman mengenai hal ini:



“Dan jika mereka diberi kabar gembira dengan anak perempuan, wajahnya menghitam dan menahan marah. Dia menutup diri dari kaumnya karena jeleknya apa yang dikabarkan kepadanya. (Dia ragu) apakah membiarkannya hidup tetapi dia dalam kehinaan ataukah dia masukkan ke dalam tanah (mengubur hidup-hidup).” [Q.S. An-Nahl:58-59].


Nah, inilah sedikit gambaran keadaan wanita di beberapa tempat di belahan bumi. Mereka direndahkan, dianiaya, dizalimi, dan didiskriminasi.


*Saat Islam Datang*


Islam pun datang membawa cahaya kesetaraan antara laki-laki dan perempuan. Islam membawa persamaan derajat antara laki-laki dan perempuan secara proporsional. Di antara bentuk-bentuk kesetaraan antara laki-laki dan perempuan di dalam Islam itu adalah:


Kesamaan dalam derajat asal antara laki-laki dan perempuan.


Allah Ta’ala berfirman mengenai derajat manusia secara umum:


“Wahai manusia, Kami ciptakan kalian dari laki-laki dan perempuan, serta Kami jadikan kalian berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kalian saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kalian di sisi Allah adalah yang paling bertakwa di antara kalian.” [Q.S. Al-Hujurat:13].


Allah menjadikan ukuran kemuliaan manusia bukanlah diukur dari jenis kelamin, laki-laki atau perempuan. Tapi, Allah menjadikan ukuran kemuliaan adalah dari ketakwaan yang ada di dalam hati kita dan tercermin dalam amalan kita.


*Kesamaan dalam hak hidup*


Islam memberikan wanita hak untuk hidup. Tidak diperbolehkan bagi seorang muslim untuk mengubur anak-anaknya baik laki-laki ataupun perempuan.


Allah berfirman dalam rangka mengingkari perbuatan penguburan wanita hidup-hidup yang artinya, “Dan ketika wanita yang dikubur hidup-hidup bertanya.(*) Dengan sebab apa dia dibunuh.” [Q.S. At-Takwir:8-9].


Kesamaan hak milik dan membelanjakan hartanya

Agama Islam mengakui hak milik bagi wanita dan bolehnya mereka bertransaksi. Allah menegaskan wanita berhak menerima warisan. Hal ini menunjukkan bahwa mereka memilik hak milik yang diakui.

Allah berfirman yang artinya, “Allah mewasiatkan kalian dalam hal anak-anak kalian. Laki-laki mendapatkan seperti dua bagian perempuan.” [Q.S. An-Nisa`:11].


*Kesamaan dalam mendapatkan ilmu*


Imam Al-Bukhari meriwayatkan dari sahabat Abu Sa’id Al-Khudri , bahwasanya para sahabat wanita mengeluhkan kepada Nabi ` mereka tidak mendapatkan bagian yang cukup untuk mempelajari agama, maka Rasulullah ` pun menjadwalkan waktu khusus untuk mengajari mereka.


*Wanita memiliki hak untuk memutuskan tali perkawinan*


Dalam agama Islam, wanita memiliki hak memutuskan tali perkawinan yang disebut dengan khulu’.


Imam Al-Bukhari meriwayatkan dari sahabat Ibnu Abbas bahwasanya istri Tsabit bin Qais mengeluh kepada Rasulullah `, “Wahai Rasulullah, aku tidak mencela Tsabit pada agama atau akhlaknya, tapi aku tidak kuat bersamanya.” Rasulullah ` pun menjawab, “Apakah engkau mau mengembalikan kebunnya (yang dahulunya sebagai mahar)?” Dia pun mengatakan, “Ya.”


Kejadian ini adalah awal dari disyariatkannya khulu’ di dalam Islam.


*Wanita berhak untuk menentukan dengan siapa dia menikah*

Rasulullah ` bersabda:

“Tidak boleh dinikahi seorang gadis hingga dimintai izin, dan seorang janda hingga dimintai pendapat.” Para sahabat bertanya, “Bagaimana izinnya seorang gadis?” Beliau ` pun menjawab, “Izinnya adalah diam (karena biasanya gadis malu untuk menjawab secara tegas).” [H.R. Al-Bukhari dan Muslim].


*Kesamaan dalam pahala beramal*


Imam At-Tirmidzi meriwayatkan bahwasanya Ummu ‘Amirah Al-Anshariyah mengatakan kepada Rasulullah, “Wahai Rasulullah, kenapa para laki-laki yang disebutkan di dalam Al-Quran, sedangkan para perempuan tidak disebutkan?” Allah pun menurunkan ayat-Nya (yang artinya), “Sesungguhnya muslimin laki-laki dan perempuan, mukminin laki-laki dan perempuan, orang yang senantiasa taat dari kalangan laki-laki dan perempuan, orang yang jujur dari kalangan laki-laki dan perempuan, orang yang sabar dari kalangan laki-laki dan perempuan, orang yang khusyu’ dari kalangan laki-laki dan perempuan, orang yang bersedekah dari kalangan laki-laki dan perempuan, orang yang puasa laki-laki dan perempuan, orang yang menjaga kemaluannya dari kalangan laki-laki dan perempuan, dan orang yang banyak berdzikir kepada Allah dari kalangan laki-laki dan perempuan Allah menyediakan bagi mereka ampunan dan pahala yang besar.” [Q.S. Al-Ahzab:35]. [H.R. At-Tirmidzi, sanadnya dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani v].



Maka, dapatlah disimpulkan bahwasanya sistem yang paling cocok dalam membebaskan wanita adalah sistem agama Islam. Agama ini memberikan pembebasan yang bertanggung jawab, sesuai dengan kodrat, fisik, dan mentalnya. Nyatalah dengan ini, betapa bijaksananya syariat Dzat Yang Maha Bijaksana dan Maha Mengetahui maslahat hamba-Nya.


Allahu a’lam bish shawab.



Semoga bermanfaat dan Dapat Diambil Hikmah-Nya ....

______________________________________________________
Jika menurut kalian, artikel ini bermanfaat.
Silakan di-share untuk teman Anda, sahabat Anda, keluarga Anda, atau bahkan orang yang tidak Anda kenal sekalipun.
semoga Anda juga mendapatkan balasan pahala yang berlimpah dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

Aamiin Ya rabbal 'alamiin


#BERSIHKAN HATI MENUJU RIDHA ILAHI#

... Subhanallah wabihamdihi Subhanakallahumma Wabihamdika Asyhadu Allailaaha Illa Anta Astaghfiruka Wa atuubu Ilaik ...

Semua orang sukses di dunia ini pernah mengalami hal yang kotor.
Dengan kotor, kita belajar bersih
Karna salah, kita tahu yang benar
Karna hitam, kita bisa melihat putih
Di dalam gelap, kita mensyukuri terang
Yang terpenting adalah berani keluar dari yang kotor, mencuci diri agar tetap bersih
Meninggalkan hitam untuk menikmati yang putih
Keluar dari gelap agar menjadi terang
Walau berat, teruslah
berjalan
memang sulit, namun mungkin diwujudkan
Karena hidup adalah perjuangan
Untuk dimenangkan, bukan dikeluhkan
Menanglah dan jadilah BESAR!
Dengan mengalami hitam dan putih, sesungguhnya dapat membuat kita menjadi lebih bijaksana. Saat kita berhenti menilai, saat kita stop menghakimi orang lain, saat kita berhenti menjadi TUHAN dalam kehidupan ini, maka kebijaksanaan akan membuat hidup lebih damai dan lebih indah...

PUASA MEMBUAT WANITA SEMAKIN CANTIK

Bukan hanya cantik secara batin yang membuat Anda nampak lebih berbinar, tapi puasa itu sendiri memang bikin fisik Anda menjadi lebih cantik!

Seorang sahabat sedang berbelanja kebutuhan untuk melengkapi bulan puasa ini, beberapa produk perawatan kulit tambahan ada di dalam daftar belanjaan, di antaranya adalah lip balm untuk bibir extra dry, nails cream dan tonik rambut. Produk-produk tambahan ini hadir di bulan puasa karena menurut dia, saat puasa adalah saat yang rentan untuk menjaga kecantikan.


Asupan cairan dan nutrisi yang dihentikan selama kurang lebih 14 jam memang membuat banyak wanita ngeri membayangkan kulit mereka kusam, mengering dan keriput karena kekurangan cairan dan nutrisi. Ketakutan ini sampai mengalihkan perhatian mereka bahwa sebenarnya puasa justru membuat tubuh semakin cantik.


Dikutip dari beberapa sumber, puasa memiliki manfaat detoksifikasi pada tubuh. Proses pengeluaran racun dan pembersihan sistem tubuh ini efektif membuat kulit Anda menjadi lebih bersih dan bersinar, termasuk membuat mata lebih bersih dan nampak jernih. Selama tubuh tidak diasup dengan makanan, secara sistematis tubuh akan mengeluarkan racun dan kotoran serta membersihkan setiap jaringan yang vital.


Saat puasa memang sering terjadi kekeringan pada kulit yang berlanjut dengan kulit yang mengelupas. Sepertinya mengganggu, namun ini adalah bagian dari proses regenerasi juga. Sel kulit mati mengelupas dan digantikan oleh sel kulit baru yang lebih lembut dan sensitif. Jerawat yang menjadi masalah bagi banyak orang juga mereda saat orang tersebut melakukan puasa. Mungkin Anda berpikir ini karena asupan lemak yang berkurang, namun tidak hanya itu, berkurangnya jerawat juga karena proses pembuangan racun bisa lebih efektif saat puasa sehingga tidak menyebabkan jerawat.


Tidak hanya kulit, kabarnya puasa juga ampuh memperbaiki kondisi rambut dan kuku. Awalnya memang kulit sekitar kuku akan mengering dan rambut akan rontok, namun rambut yang lebih sehat akan segera tumbuh. Manfaat kecantikan ini bisa Anda dapatkan dengan catatan saat berbuka puasa pun Anda memerhatikan makanan yang Anda santap.


Saat puasa disarankan untuk memperbanyak konsumsi buah dan sayur. Tidak hanya untuk menjaga kesegaran tubuh selama masa puasa, namun juga agar tubuh mendapatkan vitamin dan mineral yang cukup untuk melakukan regenerasi. Jika kebutuhan nutrisi ini tidak tercukupi, proses regenerasi menjadi tidak maksimal dan kulit cantik pun batal Anda dapatkan. So, lengkapi menu puasa Anda dengan buah dan sayuran, dan dapatkan manfaat lebih dari berpuasa.



Wallahu ta’ala a’lam bish-shawab.


~ o ~


Semoga bermanfaat dan Dapat Diambil Hikmah-Nya ...

Silahkan DI TAG atau DI SHARE jika menurut sahabat note ini bermanfaat ....

#BERSIHKAN HATI MENUJU RIDHA ILAHI#

------------------------------------------------
Subhanallah wabihamdihi Subhanakallahumma Wabihamdika Asyhadu Allailaaha Illa Anta Astaghfiruka Wa atuubu Ilaik...

Selasa, 24 Juli 2012

Tips mengatasi nyeri perut atau sakit saat haid

Menstruasi atau haid atau datang bulan rasanya memang sakit. Menstruasi merupakan perubahan fisiologis dalam tubuh wanita yang terjadi secara berkala dan dipengaruhi oleh hormon reproduksi. Tamu bulanan ini kalau datang dapat membuat wanita marah-marah. Rasa sakit selalu datang terutama menjelang mestruasi, Tentu saja semua menginginkan agar saat mestruasi tidak menimbulkan rasa sakit yang amat sangat. Berikut beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengantisipasi dan mengurangi sakit pada saat menstruasi :
* Tempelkan botol berisi air panas atau bantalan panas/hangat pada daerah perut. Rasa hangat dapat mengurangi rasa nyeri.
* Pijat daerah perut secara perlahan-lahan. 
* Coba tidur terlentang dengan kaki/lutut diganjal dengan bantal. 
* Lakukan olahraga ringan seperti senam, jalan kaki, atau bersepeda pada saat sebelum dan selama haid, hal tersebut dapat membuat aliran darah pada otot sekitar rahim menjadi lancar, sehingga rasa nyeri dapat teratasi atau berkurang.
* Hindari menggunakan pakaian yang ketat dan dapat menekan perut saat datang haid.

Menurunkan Kolestrol Tinggi Secara Alami

1. Menurunkan kolesterol dengan asam Jawa
Untuk menurunkan kolesterol tinggi kita bisa menggunakan daun asam Jawa yang terdapat kandungan flavonoid, tanin dan saponin di dalamnya.
2. Menurunkan kolesterol dengan belimbing manis
Dalam belimbing manis terdapat kandungan protein, glukosa, lemak, phospor, kalsium, zat besi dan vitamin A, B, C.
3. Menurunkan kolesterol dengan tempuyung
Daun tempuyung bisa digunakan untuk menurunkan kadar kolesterol karena mengandung kalium, taraksasterol, alfa lacturecol, politenol, inosetol, silika, manitol, beta lactucerol, saponin dan flavonoida.
4. Menurunkan kolesterol dengan Jati Belanda
Jati belanda bernama latin Guazuma ulmifolia Lamk, mengandung zat saponin,
tanin, flavonoid, alkaloid, damar dan lendir.
5. Menurunkan kolestreol dengan kemuning
Kandungan yang terdapat di daun kemuning adalah tanin, steroid, alkaloid dan flavonoid.

Senin, 23 Juli 2012

BELAJAR FISIKA BERSAMA KANG ASEPTHEA: KUMPULAN DO'A

BELAJAR FISIKA BERSAMA KANG ASEPTHEA: KUMPULAN DO'A: Berikut adalah presentasi kumpulan do'a yang saya temukan dari : Slideshare Saya berharap bahwa kumpulan do'a ini bisa berguna untuk saya ...

KNOWLEDGE: KHASIAT URANG ARING

KNOWLEDGE: KHASIAT URANG ARING: Urang-Aring (Eclipta alba (L.) Hassk.) Sinonim : = Eclipta prostrata, (Linn.) = E. al...

Minggu, 22 Juli 2012

Memahami Sifat Fitrah Orang Tua


Lembar Pengesahan





Karya tulis ini sudah diperiksa dan disahkan oleh guru pembimbing Bahasa Indonesia
Ibu Nunung Nurhayati











Siswi


Cici Emilia Sukmawati
NIS : 091010064



Guru Pembimbing


Ibu Nunung Nurhayati
NIP : . 13188612




Kata Pengantar


Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat, Karunia, Hidayah dan Inayah-Nya, sehingga karya tulis ilmiah ini sudah selesai kami teliti dan kami jadikan satu bukti tulisan sederhana yang mungkin dapat berguna bagi penerus kami.

Dalam keterbatasan data, waktu serta kemampuan, kami menyadari bahwa makalah ini masih perlu disempurnakan kembali. Oleh karena itu kami membutuhkan saran dan kritik dari semua pembaca dan terutama Guru Bahasa Indonesia kami Ibu Nunung Nurhayati.

Mudah-mudahan buku ini berguna di kemudian hari kelak. Kepada semua pihak yang telah bersangkutan dalam makalah ini, kami mengucapkan trimakasih yang sebesar-besarnya.



Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Karawang, Februari 2012
Penyusun







BAB I
PENDAHULUAN

1.1   Latar Belakang

Sifat-sifat fitrah orang tua ini barang kali tanpa dikemukakan dalam karya tulis ini pun telah terasakan dalam diri orang tua. Orang tua zaman kuno atau orang tua zaman modern, orang tua pedesaan atau orang tua metropolitan semua menyadarinya. Jadi, karya tulis ini ditampilkan hanyalah sekedar menghidupkan kesadaran para orang tua di satu pihak, dan anak-anak di pihak lain. Diharapkan agar para anak memperoleh rujukan yang jelas tentang sifat-sifat fitrah orang tuanya secara universal, sehingga anak dapat memahami dan menyadari perasaan-perasaan terdalam orang tuanya dalam berhubungan dengan anak-anaknya. Selanjutnya, diharapkan para anak berperilaku sesuai dengan perasaan-perasaan fitrah orang tuanya.
Maksud lebih jauh dari penyajian karyatulis ini adalah agar kita bersama-sama belajar tentang kaidah-kaidah hubungan orang tua dan anak didasarkan pada sifat-sifat fitrah ini. Baik bagi anak maupun  orang tua, memahami sifat-sifat fitrah itu akan memudahkan melakukan paergaulan dan komunikasi  yang saling melegakan. Sebaliknya, orang tua diperintahkan menjadikan anak-anaknya itu baik. Dengan mengetahui sifat-sifat fitrah tersebut, maka komunikasi diharapkan dapat dilakukan.

1.2   Tujuan

Dalam setiap karya ilmiah pastilah penulis memiliki tujuan tertentu,  mengapa penulis memilih judul tersebut sebagai bahan penulisannya. Adapun tujuan itu sebagai berikut :

1.       Untuk memenuhi tugas mata pelajaran Bahasa Indonesia
2.       Agar terjalin hubungan baik antara orang tua dan anak
3.       Lebih memahami sifat dan keinginan orang tua
4.       Lebih mencintai orang tua baik secara lahir maupun batin
5.       Lebih menjaga dan menjalin komunikasi yang lebih baik lagi antara orang tua dan anak

1.3   Identifikasi Masalah

Sifat fitrah orang tua adalah sifat yang melekat pada setiap diri orang tua, dimana sifat tersebut hanya ada secara alamiah dalam diri orang tua yang telah memiliki keturunan. Sifat yang tersebut tidak dapat dibuat sendiri. Dengan bersama-sama mempelajari sifat fitrah orang tua ini, kita bisa memahami apa yang harus kita lakukan dan bagaimana seharusnya berbakti kepada orang tua.

1.4   Pembatasan Masalah

Dalam penulisan karya tulis ini penulis membatasi apa saja yang dijelaskan dalam buku ini diantaranya adalah :
·         Apa saja sifat fitrah orang tua itu?
·         Bagaimana memahami sifat fitrah orang tua ?
·         Mengapa orang tua memiliki sifat fitrah tersebut ?
·         Apa saja yang harus dilakukan anak terhadap sifat fitrah orang tua?


1.5   Metode Penulisan

Metode Literatur :
Sistem pengumpulan data dengan cara membaca buku dan mencari di internet




BAB II
BAHASAN


2.1       SENANG MEMPUNYAI ANAK

        “Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amalan-amalan yang kekal lagi saleh adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan.”(*Q.S AL-KAHFI :46)  
Allah menggunakan kata-kata perhiasan (زِينَØ©ُ) untuk  menggambarkan keberadaan anak bagi orang tuanya. Apakah sebenarnya perhiasan itu? Emas dan perak dikenal manusia sebagai perhiasan, karena benda-benda tersebut memberikan keindahan kalau dilihat, rasa kebanggaan bagi yang memiliki, dan kesenangan yang dapat ditonjolkan kepada orang lain, serta memberikan penghargaan dan penghormatan bagi pemiliknya.

Pasangan suami istri yang memperoleh karunia anak dari Allah mempunyai perasaan bangga, senang, penghargaan, dan hiburan dalam rumah tangganya.Sulit orang menggambarkan perasaan gembira, bangga, terhormat dan penuh kesenangan yang ditimbulkan karena hadirnya anak-anak yang berada dilingkungan orang tua, sehingga orang tua merasa dirinya mendapat hiburan yang positif dalam kehidupannya.

Masyarakat menyaksikan setiap hari bahwa anak menimbulkan berbagai kesulitan bagi orang tuanya, bahkan menimbulkan penderitaan yang tidak sedikit bagi mereka.Akan tetapi, mengapa kesulitan dan penderitaan yang mengiringi munculnya anak-anak ditengah orang tua mereka tidak membuat manusia jera mempunyai anak?Hal ini tidaklah dapat dimengerti atau dipahami secara materialistic, karena kerugian material yang dialami oleh orang tua dengan adanya anak-anak tidaklah sedikit; dan waktu untuk mengumpulkan materi begitu lama dan panjang liku-liku yang ditempuh.Meskipun begitu, orang tua tetap mau berkorban untuk anak-anak mereka.Untuk menalar hal semacam ini, akal kita memperoleh jalan buntu, bahkan dianggap sebagai perilaku manusia yang sangat misterius.

Harta benda juga Allah nyatakan sebagai perhiasan bagi kehidupan manusia di dunia ini.Dengan harta yang dimiliki, manusia merasa bangga, senang, terhormat, terhibur, dan terpandang ditengah masyarakatnya.Itulah sebabnya manusia sangat mencintai harta kekayaan.Karena pada harta kekayaan itulah manusia merasakan dirinya mendapatkan penghormatan tertentu.

Bila hanya harta kekayaan saja yang dimilikimaka rasa bangga dan hiburannya kurang. Sebab yang ia peroleh baru sebagian. Begitu pula bila dia hanya mendapat anak, sedang harta kekayaan tak ada, maka kebanggaan dan hiburan yang diperolehnya juga hanya sebagian saja.Akan tetapi, bila dibandingkan antara harta dan anak, maka anak lebih besar memberikan kebanggaan dan hiburan daripada harta. Hal ini disebabkan anak memiliki banyak kelebihan dibandingkan harta kekayaan, yaitu:
1.       Anak dapat diajak berkomunikasi
2.       Anak dapat melestarikan jejak orang tua
3.       Anak dapat menuntut balas terhadap orang lain yang mencelakakan orang tuanya
4.       Anak dapat meluruskan kekeliruan orang tua
5.       Anak dapat merawat orang tua bila skit atau lanjut usia



2.2        SENANG ANAK-ANAKNYA SHALIH

                   
“…Wahai Robb kami, karuniakanlah pada kami dan keturunan kami serta istri-istri kami penyejuk mata kami. Jadikanlah pula kami sebagai imam bagi orang-orang yang bertakwa.” (Q.S AL-FURQAN ; 74)

              Betapa besar rasa senang orang tua kalau anak-anaknya shalih telah digambarkan oleh Allah dalam Q.S Al-Furqan : 74. Lebih jauh lagi, orang tua mendambakan anak-anak mereka dapat menjadi pemimpin bagi orang-orang yang baik ditengah-tengah masyarakatnya.Keinginan semacam ini tidak hanya berlaku bagi diri Nabi Ibrahim saja, tetapi menyeluruh bagi semua orang tua yang hidup didunia ini.Hal ini dapat dibuktikan dari percakapan sesame orang tua.Bahkan do’a yang mereka panjatkan kepada Allah mencakup pula permohonan agar anak-anaknya dapat dijadikan sebagai tokoh-tokoh yang baik ditengah masyarakatnya.Kita sering menyaksikan perlombaan pada zaman modern ini antar para orang tua dalam memilih sekolah untuk anak-anak mereka.Mereka berebut sekolah yang terbaik atau pesantren yang terkemuka agar kelak setelah keluar dari tempat pendidikan anak-anak mereka dapat menjadi orang yang berguna ditengah masyarakatnya, syukur kalau menjadi tokoh panutan ditengah masyarakat.
             
              Sering kita dengar pernyataan penjahat yang setelah mereka menjalani hukuman penjara akibat kejahatan mereka, bahwa mereka tidak ingin anak-anaknya mengikuti jejak mereka.Mereka berusaha supaya anak-anak mereka kelak menjadi orang baik.Cukuplah diri mereka saja yang mengalami perjalanan tidak baik itu. Tidak akan ada penjahat yang menginginkan anak-anaknya menjadi penjahat seperti dirinya.
             
  Dalam bergaul dengan orang lain, anak-anak perlu menjaga martabat kedua orang tuanya. Bila anak berhasil menjaga martabat kedua orang tuanya di tengah masyarakat, tentu mereka akan dicintai ibu bapaknya. Sebab anak semacam inilah yang dapat menjadi perhiasan dalam kehidupan ibu bapaknya di tengah masyarakat. Dengan cara semacam itu, tersalurkan fitrah orang tua yang menjadi fitrah pertama pada diri mereka, seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya.  

2.3  BERUSAHA MENEMPATKAN ANAK-ANAKNYA DI TEMPAT YANG BAIK

“Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berkata:` Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini (Mekah), negeri yang aman, dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku daripada menyembah berhala-berhala.
Ya Tuhanku, sesungguhnya berhala-berhala itu telah menyesatkan kebanyakan daripada manusia, maka barangsiapa yang mengikutiku, maka sesungguhnya orang itu termasuk golonganku, dan barangsiapa yang mendurhakai aku, maka sesungguhnya Engkau, Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezkilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur.”

(Q.S Ibrahim ayat 35-37)
     
              Kisah Nabi Ibrahim diatas dapat dikatakan sebagai wakil dari perasaan para orang tua di seluruh dunia dari zaman dahulu sampai kelak kemudian hari.Bagaimana sebenarnya fitrah manusia terhadap keadaan hidup anak-anaknya telah dengan jelas Allah paparkan dalam perjalanan hidup Nabi Ibrahim dengan anak dan keluarganya pada ayat diatas. Ketika Nabi Ibrahim berhijrah ke Makkah, yang waktu itu disebut lembah Bakka, tanah disana sangat tandus, air pun sulit didapat. Tempat yang demikian tandusnya membuat Nabi Ibrahim sangat prihatinatas nasib putra dan istrinya yang akan ditinggalkan ditempat itu. Oleh karena itu, Nabi Ibrahim memohon kepada Allah agar negeri Makkah yang pada waktu itu sangat kacau oleh tingkah laku bandit dan perampok dijadikan negeri aman. Untuk selanjutnya, beliau memohom agar Makkah dibersihkan dari berhala-berhala yang dijadikan sesembahan oleh manusia yang sesat pada waktu itu maupun pada masa akan datang.
     
Orang tua pun menginginkan anak-anaknya tinggal ditempat yang makmur agar dapat memberikan jaminan yang menguntungkan bagi perkembangan fisik dan mental anak, kini dan akan datang. Sudahlah jamak, jika disuatu tempat orang tua tidak ada harapan untuk menghidupi anaknya secara layak , maka mereka mencari tempat lain walaupun jauhnya tak terkira, asalkan tempat itu dapat diperoleh kemakmuran hidup secara layak.
     
Perjuangan orang tua untuk dapat memberikan kehidupan yang makmur kepada anak-anaknya merupakan pendorong bagi diri mereka untuk menciptakan berbagai sarana atau peralatan untuk mengolah tanah, membangun industri, dan lain-lain, agar dapat dinikmati oleh keturunan mereka di kemudian hari.Fitah ini mempunyai dampak luas bagi peradaban manusia.Kalau orang tua hanya berpikir egosentris tanpa mau peduli dengan nasib anak-anaknya di kemudian hari, sudah tentu dunia ini telah lama hancur.Sebab tak seorang pun anak yang masih lemah pada masa kecilnya itu dapat melindungi dirinya dari ancaman bahaya kelaparan, penyakit, dan serangan musuh. Akan tetapi, karena orang tua diberi oleh Allah fitrah untuk melindungi anak-anaknya dari segala gangguan dan ancaman pada fisik dan mental mereka serta berusaha memberikan kemakmuran kepada anak-anak mereka, maka dunia hingga kini justru memperoleh penghuni jauh lebih banyak dari 1000 tahun yang lalu. Inilah hikmah kebijakan Allah memberikan fitrah kepada tiap orang tua semangat berjuang untuk memberikan kemakmuran, keamanan, dan ketentraman bagi keturunan mereka serta bebas dari ancaman yang membahayakan mereka.
               


2.4  SEDIH MELIHAT ANAK-ANAKNYA LEMAH ATAU HIDUP MISKIN


“Apakah ada salah seorang di antaramu yang ingin mempunyai kebun kurma dan anggur yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; dia mempunyai dalam kebun itu segala macam buah-buahan, kemudian datanglah masa tua pada orang itu sedang dia mempunyai keturunan yang masih kecil-kecil. Maka kebun itu ditiup angin keras yang mengandung api, lalu terbakarlah. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada kamu supaya kamu memikirkannya.”

(Q.S Al-Baqarah : 266)

Tidak ada orang tua yang rela membiarkan anaknya lemah, secara mental atau fisik. Bila sakit, orang tua selalu berusaha untuk mengobatkannya, sekalipun dengan biaya yang mahal, karena orang tua sangat ingin anaknya serba sehat, fisik maupun mentalnya. Orang tua menyadari anak hanya akan  bisa sendiri apabila fisik dan mentalnya sehat, sehingga mampu menghadapi berbagai rintangan hidup dengan kemandirian penuh. Setiap cara yang dapat digunakan oleh orang tua untuk menjadikan anaknya sehat dan mampu mandiri, selalu ditempuhnya.

Dikala sudah lanjut usia, orang tua ingin sekali anak-anaknya mampu mengurus dirinya sendiri, baik dalam memenuhi kebutuhan materi maupun kebutuhan moral. Kesanggupan untuk dapat bergaul dengan masyarakat, sehingga anak memperoleh kemampuan untuk mendapatkan bagi kepentingan hidupnya, sangatlah diinginkan oleh orang tuanya. Karena kemampuan bergaul ditengah masyarakat membuat anak tidak bergantung pada orang tuanya dalam mengatasi segala masalah yang dihadapinya. Sebab itu, orang tua sangat menginginkan anak-anaknya sehat fisik maupun mentalnya sebagai bekal menempuh persaingan hidup di tengah masayarakat.

Bila ternyata anak lemah, secara fisik ataupun mental, sedangkan orang tua sendiri hidup tanpa memiliki harta karena bangkrut, maka orang tua menjadi semakin sedih. Lain halnya apabila dilihatnya anak-anak mampu mengatasi kehidupannya sendiri dan mental serta fisiknya sehat, maka hal ini tidak menjadikan orang tua terlalu bersedih hati walaupun kekayaan mereka habis.

Jadi, sudah selayaknya kalau orang tua memperhatikan peringatan yang tersurat pada ayat diatas agar pada saat kelapangannya, mereka memanfaatkan hidup sebaik-baiknya dengan memberikan bekal hidup kepada anak-anak mereka, baik ilmu maupun akhlak. Anak pun seharusnya mengimbanginya dengan memanfaatkan bekal yang diberikan oleh orang tuanya agar mereka dapat dibanggakan oleh orang tua mereka.  


2.5  GELISAH MENJELANG AJALNYA APABILA MENINGGALKAN ANAK-ANAKNYA YANG LEMAH

“Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka.Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.”
(Q.S An-Nisaa ayat 9)
Ayat ini berbicara tentang kehati-hatian yang harus dilakukan oleh orang-orang menjelang ajalnya dalam memberikan wasiat kepada keluarganya. Kepada mereka diperingatkan akan adanya tanggung jawab memperhatikan nasib anak-anak yang masih lemah yang ditinggalkannya. Peringatan ini pada hakikatnya menggugah fitrah orang tua yang ingin selalu memberikan perlindungan dari segala kemungkinan yang mengancam kesehatan dan keselamatan hidup anaknya. Akan tetapi banyak orang tua yang lupa akan hal ini, sehingga bertindak bertentangan dengan kepentingan anak yang ditinggalkannya yang masih dalam keadaan lemah.
Anak-anak yang masih lemah membutuhkan perlindungan dari orang dewasa dalam segala kepentingan hidup mereka. Orang dewasa yang paling dekat dengan anak-anak ini adalah ayah dan ibunya sendiri. Karenanya, kepada mereka inilah Allah tanamkan naluri tabiat melindungi anak-anak, sehingga mereka menjadi sangat sedih kalau segera meninggalkan anak-anak yang masih lemah untuk menghadapi tantangan hidupnya.
Dengan memahami fitrah orang tua semacam ini, hendaklah anak-anak menyadari bahwa kelalaian mereka yang bisa mengakibatkan ketidakmampuan mereka menjadi orang yang mandiri dalam kehidupan ini akan menimbulkan beban berat bagi orang tuanya.
Oleh sebab itu, anak harus menyadari pentingnya berlatih mandiri walaupun orang tua mereka berkecukupan membiayai kehidupan mereka. Hal ini dimaksudkan agar bila sewaktu-waktu orang tuanya menutup lembaran hidupnya, mereka tidak gelisah menghadapinya.


2.6  MEMOHONKAN PERLINDUNGAN KEPADA ALLAH BAGI KEBAIKAN ANAKNYA

“Dan Sesungguhnya aku telah menamai dia Maryam dan aku melindungkannya serta anak-anak keturunannya kepada (pemeliharaan) Engkau daripada syaitan yang terkutuk.”
(Q.S Ali-Imran ; 36)
Orang tua, begitu anaknya lahir, akan memohon kepada Allah agar anaknya dijaga dari gagguan makhluk halus (setan) dan supaya terjauh dari segala yang buruk kesadaran semacam ini ada pada semua orang tua, sekalipun ia tidak beragama Islam. Sebab semua manusia mempunyai fitrah untuk mengimani Dzat Yang Maha Berkuasa atas nasib makhluk yang ada di ala mini. Manusia pun percaya bahwa ada Dzat Pengendali kehidupan manusia yang tidak terjangkau kekuasaan-Nya oleh manusia, bahkan manusia bergantung pada kehendak-Nya. Bagi orang Islam, Dzat Maha Pengendali ini adalah Allah, sedangkan bagi orang Non-Islam terdapat pengertian yang bermacam-macam. Akan tetapi, intinya mereka mempercayai adanya Dzat Mahakuasa, Maha Pengendali, Maha Penentu nasib ini.
Adanya fitrah semacam ini lebih jauh mendorong orang tua untuk selalu memohon kepada Allah agar anaknya diberi kebaikan di dunia dan di akhirat, dijauhkan dari kesengsaraan di dunia dan di akhirat, dijadikan sebagai hamba-Nya yang shalih dan di selamatkan dari godaan setan. Manusia yang tergoda oleh setan akan menghadapi malapetaka di akhirat, sekalipun di dunianya dia hidup dengan kesenangan yang semu. Apalagi kalau anak manusia sudah sejak kecil terbawa arus setan, maka malapetaka yang dihadapinya didunia ini mungkin sekali sudah ia rasakan. Contohnya, anak yang sejak kecil terbiasa dengan ganja, minuman keras, judi, dan pelacuran. Di dunia ini saja mereka sudah mengalami ketegangan dan rasa tidak aman yang tinggi. Lebih-lebih mereka yang mengidap kecanduan narkotik, hidup di dunia pun sudah susah. Hal semacam inilah yang sejak awal di sadari oleh nabi Zakaria agar anaknya dijauhkan oleh Allah dari gangguan setan itu. Karena itu setiap orang tua, terutama yang beragama Islam, selalu berwasiat kepada anaknya tentang bahaya gangguan setan bagi kehidupan mereka di dunia maupun di akhirat. Anak  hendaknya menyadari bahwa nasehat orang tua semacam ini dimaksudkan untuk menjauhkan dirinya dari malapetaka hidup di dunia dan di akhirat.  


2.7   LEBIH MEMIKIRKAN KESELAMATAN ANAK DARIPADA DIRINYA PADA SAAT TERJADI BENCANA


Pada Q.S Huud Ayat 42-43, 45-46, menceritakan hal-ihwal di akhirat. Pada saat diadakan pengadilan di padang Mahsyar, semua manusia memikirkan nasib dirinya sendiri-sendiri. Pada saat itu tidak ada orang yang mampu membantu orang lain. Karena itu hubungan saudara, orang tua, suami, istri, dan anak tidak terpikirkan lagi, sebab setiap orang sibuk dengan urusannya sendiri. Akan tetapi bila kemudian ia selamat dari hukuman karena timbangan amalnya baik, maka yang terpikir olehnya ialah keinginan untuk menyelamatkan anaknya. Kisah Nabi Nuh dan putranya merupakan contoh abadi adanya prioritas usaha orang tua menyelamatkan anaknya dari bahaya ketika orang tua selamat dari bahaya itu sendiri.
Kisah di atas tegas mengisahkan kejadian yang sangat manusiawi. Ketika orang tua melihat bahaya menimpa anaknya, maka mereka berusaha sekuat tenaga menyelamatkan anaknya agar dapat berkumpul kembali dengan dirinya. Kegigihan orang tua menyelamatkan anaknya  ini disertai dengan do’a kepada Allah, memohon agar Allah menyelamatkan anaknya dari bahaya akibat dari perbuatan dosanya sendiri, walaupun hal yang ia minta itu tidak patut ia lakukan. Akan tetapi, karena dorongan fitrahnya untuk mengutamakan anaknya dari yang lain, maka Nabi Nuh tidak malu minta kepada Allah agar anaknya yang berada dipihak orang-orang yang dhalim itu Allah selamatkan dari seiksa dan bencana.
Adanya fitrah semacam inilah yang dapat membuat anak-anak merasa memperoleh perlindungan dalam kehidupan ini dari bencana yang akan menimpanya. Berkenaan dengan keadaan akhirat yang telah dikemukakan pada ayat tersebut di atas, bahwa bila seorang ayah ataupun seorang ibu berada dalam bencana, kemudian dirinya dapat selamat maka yang pertama ia pikirkan ialah nasib anak-anaknya. Karena itu, anak-anak harus menyadari bahwa adanya fitrah yang Allah tanamkan pada diri orang tua mereka untuk memikirkan dan mengupayakan keselamatan anak lebih dahulu daripada yang lain, dapat menjadikan anak-anak memperoleh perlidungan dari orang tuanya guna menempuh kehidupan manusia secara baik pada hari-hari berikutnya. Adanya fitrah ini pula yang membuat anak-anak tentram di bawah naungan orang tuanya, sehingga perkembangan mental dan fisik anak terjaga dengan baik.     


2.8  SENANG MEMPUNYAI ANAK YANG BISA DIBANGGAKAN

“Maka biarkanlah mereka dalam kesesatannya sampai suatu waktu.
Apakah mereka mengira bahwa harta dan anak-anak yang Kami berikan kepada mereka itu (berarti bahwa),
Kami bersegera memberikan kebaikan-kebaikan kepada mereka?Tidak, sebenarnya mereka tidak sadar.”  (Q.S Al-Mukminun ayat 54-56)

             
Di dunia ini Allah telah memberi karunia kepada manusia berupa kebutuhan-kebutuhan dasar yang menunjang kelangsungan hidupnnya dan menjadi hiburan menjadi diri mereka. Harta merupakan penunjang bagi manusia untuk melestarikan umurnya sampai saat yang di kehendaki Allah, sedangkan anak-anak. Allah karuniakan kepada manusia sebagai perhiasan dan kebanggaan. Karena itu, orang tua yang mendapatkan harta yang cukup dan anak-anak yang baik, fisik maupun mentalnya, akan memperoleh kebanggaan dalam diri mereka. Bagi orang tua yang tidak beriman kepada Allah dan hari akhirat, anak-anak yang menyenangkan tidaklah di ukur dengan keshalihannya dalam beragama, tetapi keberhasilan kehidupannya di dunia secara materi. Mungkin saja anak menjadi kaya atau menjadi pejabat atau menjadi tokoh masyarakat. Atau ringkasnya, menjadi orang yang mempunyai posisi ditengah masyarakatnya.

Dalam kehidupan sehari-hari kita mendapat fakta, bagaimana para orang tua berpesan kepada anak-anaknya agar mereka dapat menjadi orang-orang yang sukses di mata masyarakat dan menjadi buah bibir yang dapat di banggakan oleh keluarga dan sanak yang lain. Sebab anak yang bisa menjadi kebanggaan hati orang tua di tengah masyarakat, berarti mereka telah berbakti kepada orang tuanya. Orang tua semacam ini tidak hanya menuntut anak-anaknya berbakti kepada mereka ketika di rumah saja, tetapi juga menuntut anaknya mengharumkan nama orang tua di tengah masyarakat dengan prestasi yang dapat di banggakan oleh masyarakat. Perasaan semacam ini adalah fitrah yang Allah tanamkan pada orang tua. Akan tetapi, fitrah semacam ini pada orang yang tidak beriman kepada Allah dan hari akhirat ditampilkan secara salah seperti yang Allah sinyalir dalam firman-Nya yang kita kutip diatas. Letak kesalahan mereka ialah melihat anak hanya semata-mata sebagai perhiasan duniawi bagi orang tuanya tanpa mau peduli dengan upaya pembekalan diri bagi kehidupan di akhirat untuk orang tua maupun anaknya. Sebab bagaimana pun prestasi anak di dunia ini, ia tidak akan dapat menyelamatkan orang tuanya dari adzab Allah kalau dia dan anaknya tidak beriman, bertaqwa, dan beramal shalih.
Penting bagi anak memahami fitrah orang tua semacam ini agar anak selalu dapat berusaha untuk berbakti kepada orang tua dan berprestasi dalam kehidupannya di tengah masyarakat. Anak yang dapat melaksanakan tugas-tugas ini berarti telah membuat hati orang tua mereka tenang dan tentram.   
 


2.9     SANGAT SEDIH BILA ANAKNYA CELAKA ATAU MENDERITA

“Dan Yaqub berpaling dari mereka (anak-anaknya) seraya berkata: `Aduhai duka citaku terhadap Yusuf`, dan kedua matanya menjadi putih karena kesedihan dan dia adalah seorang yang menahan amarahnya (terhadap anak-anaknya).”
(Q.S Yusuf ayat 84)

Kadar kesedihan orang tua karena anaknya celaka atau menderita tentunya berbeda-beda. Hal ini tergantung pada dangkal dan dalamnya kecintaan orang tua terhadap anak yang bersangkutan. Semakin dalam cinta kepada anaknya, semakin berat pula rasa sedih yang diderita oleh orang tua bila anaknya celaka atau menderita. Kadar kecintaan orang tua kepada anak-anaknya todaklah sama. Hal ini tidaklah menyalahi agama selama tidak di wujudkan secara pilih kasih dalam memberikan hal-hal yang bersifat material kepada anak-anaknya. Allah juga tidak melarang orang tua mencintai anak-anaknya dengan kadar yang tak sama. Karena rasa cinta adalah hal ghaib. Manusia tidak mampu menguasainya. Karena itu, orang tua tidak disalahkan sekedar mencintai anaknya lebih daripada anaknya yang lain.
Rasa sedih orang tua ketika anaknya celaka atau menderita dialami oleh semua orang tua, karena orang tua merasa bertanggung jawab atas nasib anaknya. Selain itu, orang tua merasa bahwa anak-anaknya adalah milik mereka yang paling berharga. Tidak ada kekayaan di dunia ini yang lebih berharga bagi orang tua, kecuali anak-anaknya. Selain itu, anak tidaklah dapat diusahakan memperolehnya dengan cara-cara yang berlaku pada pembuatan barang. Kesadaran akan beratnya dan sulitnya mendapatkan anak, membuat orang tua semakin menyadari nilai anak bagi kehidupan mereka; juga karena anak ini menjadi penghibur dan penerus keturunan mereka di kemudian hari. Inilah salah satu faktor yang membuat orang tua merasa sangat berat kehilangan anak-anaknya.
Anak haruslah menyadari fitrah orang tuanya ini agar anak-anak dapat menjaga diri supaya tidak mengalami kecelakaan dan hidup sembrono, yang menyebabkan menderita. Jika orang tua pada suatu saat mengingatkan anak-anaknya agar menjauhi sesuatu yang dapat menimbulkan malapetaka atau kerugian bagi diri anak, hal itu adalah muncul dari rasa memiliki yang dalam pada diri orang tuanya. Karena itu, anak harus senantiasa memperhatikan nasehat, petunjuk, dan bimbingan orang tuanya dalam kehidupan ini agar ia dapat menempuh kehidupan dengan baik. Sudah tentu bimbingan, petunjuk, dan nasehat itu harus sejalan dengan syari’at Allah sendiri.     


2.10 BERSABAR MENGAHDAPI PERILAKU BURUK ANAKNYA

“Mereka berkata: `Wahai ayah kami, sesungguhnya kami pergi berlomba-lomba dan kami tinggalkan Yusuf di dekat barang-barang kami, lalu dia dimakan serigala; dan kamu sekali-kali tidak akan percaya kepada kami, sekalipun kami adalah orang-orang yang benar.`
Mereka datang membawa baju gamisnya (yang berlumuran) dengan darah palsu. Yaqub berkata: `Sebenarnya dirimu sendirilah yang memandang baik perbuatan (yang buruk) itu; maka kesabaran yang baik itulah (kesabaranku). Dan Allah sajalah yang dimohon pertolongan-Nya terhadap apa yang kamu ceritakan.`” (Q.S Yusuf ayat 17-18)

Kelakuan buruk anak dapat menyeret orang tuanya kedalam keadaan yang merugikan, sedikitnya kerugian nama baik. Keadaan orang tua yang nama baiknya dicemarkan oleh anaknya di mata orang lain merupakan penderitaan batin baginya. Akan tetapi, biasanya orang tua menghadapinya dengan sabar. Pertama, ia akan menasehati anaknya; kedua, memperingatkannya dengan keras. Jika langkah ini tidak berhasil, maka orang tua akan bersikap acuh tak acuh dan membiarkan anaknya. Jarang orang tua yang menghukum anaknya seperti menghukum orang lain karena perilaku buruknya.
Sifat sabar yang ada pada orang tua dalam menghadapi perilaku buruk anak berpangkal pada fitrah keinginan orang tua agar anaknya dapat melangsungkan hidupnya di kemudian hari lebih baik daripada dirinya sendiri. Mereka mempunyai harapan besar adanya perubahan anaknya pada masa depan. Hal inilah yang mendorong orang tua bersikap sabar menghadapi perilaku buruk anaknya. Harapan ini ada kalanya terkabul, tetapi tidak sedikit yang sia-sia. Walaupun orang tua menyadari belum tentu harapan baik kepada anaknya itu terkabul, tetapi mereka tetap saja bersabar.

Islam tidak melarang orang tua bersabar menghadapi perilaku buruk anaknya tanpa menjatuhkan hukuman apa pun. Sebab contoh semacam itu telah dilakukan oleh ketiga Nabi Allah. Namun perlu di ingat bahwa pada saat itu belum ada ketentuan hukum bunuh atas orang yang membunuh. Oleh karena itu, Nabi Adam menyerahkan perkara Qabil kepada Allah. Setelah syari’at Islam tegas menentukan hukuman atas perilaku buruk tertentu, maka orang tua muslim wajib mengindahkan hal ini.

Para anak harus menyadari fitrah sabar orang tua ini. Jika diantara saudaranya dibiarkan berperilaku buruk oleh orang tuanya, maka dia tidak boleh memprotes atau memaksa orang tuanya bertindak sesuatu terhadap saudaranya itu. Karena anak tidak bisa merasakan betapa berat orang tua menindak anaknya yang bersalah. Bahkan sering kali orang tua menjadi serba salah menentukan sikap. Kebimbangan semacam ini dapat memicu anak untuk berperilaku lebih buruk. Karena itu, orang tua dapat bermusyawarah dengan anak-anaknya yang lain untuk mengatasi perilaku buruk salah seorang anaknya itu. Sebaliknya, anak-anak harus pula menyadari bahwa orang tuanya tidak bisa bertindak dengan cepat terhadap anak yang berkelakuan buruk itu. Banyak perasaan yang mempengaruhi pengambilan keputusan cepat tersebut. Perasaan-perasaan ini tidak bisa dihayati oleh anak. Jadi, ada perbedaan penghayatan masalah antara orang tua dan anak. Sebaiknya para anak memberikan kesempatan kepada orang tua untuk berfikir dan merenung. Anak tidak boleh memaksakan cara penyelesaiannya kepada orang tuanya. 





BAB III
Penutup

3.1       Kesimpulan
            Orang tua diberikan sifat-sifat fitrah yang tersebut oleh Allah agar manusia tidak punah, kerena jika orang tua tidak memiliki sifat fitrah ataupun rasa sayang terhadap anaknya, sudah lama  dunia ini telah hancur. Berkat perjuangan orang tua jugalah sehingga kita dapat tumbuh dewasa dan berkepribadian yang baik seperti ini.
            Orang tua menganggap anak seperti perhiasan dan harta yang sangat berharga, bahkan lebih dari itu, orang tua lebih rela kehilangan harta kekayaan daripada harus kehilangan anak. Mereka rela melakukan apapun demi kebahagiaan anaknya, mereka juga selalu sabar dalam merawat dan menjaga kita sebagai anaknya, dan akan selalu memaafkan kesalahan anaknya meskipun anak tersebut telah mencoreng nama baik keluarga.
Oleh karena itu kita sebagai anak harus bisa  menjaga martabat kedua orang tua. Bila anak berhasil menjaga martabat kedua orang tuanya di tengah masyarakat, tentu mereka akan dicintai ibu bapaknya. Sebab anak semacam inilah yang dapat menjadi perhiasan dalam kehidupan ibu bapaknya di tengah masyarakat.
               
3.2       Saran
            Pada kesempatan kali ini penulis ingin memberikan saran bahwa sebaiknya kita sebagai anak bisa memahami sifat fitrah orang tua dan memahami apa yang menjadi keinginannya, karena kelak kita pun akan menjadi orang tua. Sebagai anak juga kita harus bisa membuat orang tua bangga dan bahagia, jangan sampai orang tua menjadi kecewa karena kita tidak bisa melakukan yang terbaik untuk orang tua kita.